Berhubung saya yang suka heboh sendiri kalau ada film bertema dance di bioskop. Jadinya setiap minggu waktu Step Up Revolution sudah now showing di Amerika sana dengan gencarnya saya mention @cinema21 via twitter "kapan Step Up Revolution tayang di Indonesia?" metion saya dicuekin aja tuh walaupun akhirnya keluar juga. Lega. Kira-kira tiga minggu sebelum kemunculan Step Up Revolution ada film StreetDance 2. Jadi ada dua film Dance di bulan Agustus, Yay! Penasaran juga dengan StreetDance 2 (karena film pertamanya juga bagus) tapi saya sudah kepalang gemes nungguin Step Up Revolution dulu, jadi StreetDance 2 saya tonton setelahnya. Sedikit mau review karena saya pribadi lebih puas nonton Street Dance 2 ketimbang Step Up Revolution.
Step Up Revolution:
Menit-menit awal saya terkesima dengan latar filmnya yang bagus, pantai miami. Segerombolan anak muda langsung mencuri perhatian menari-nari diatas kap mobil di jalan pesisir pantai. Keren! Wow! Cool! Kalau 3D pasti kece abis nih! begitulah gumaman dalam hati saya waktu nonton di menit awal. Lalu kesininya kelompok tari tersebut berhadapan dengan realita bagaimana mereka bisa terus eksis mendapatkan pasar atensi masyarakat dan kemudian mendapatkan uang melalui sosial media serta kompetisi. Caranya ya dengan terus menari, tetapi ilegal karena ditempat-tempat yang tidak biasa dan tidak berijin. Adegan paling saya suka waktu di museum. Idenya keren!
Apalagi waktu balerina glow in the dark muncul. Lalu konflik muncul dan bertambah, konflik sosial, konflik keluarga, konflik percintaan yang menurut saya agak mirip dengan Step Up pertama, serta konflik dalam kelompok tari tersebut. Too much conflict too much drama I thought, even the story line is better than before. Jadi setiap konflik disuguhi dengan tarian. No Battle seperti film yang sudah-sudah. Disini saya sedikit kecewa, jadi kurang gregetnya gitu. Ditambah kemunculan si Adam Sevani (Moose) yang hanya jadi cameo pada menit-meit terakhir, menambah kekecewaan saya. "yahhh kok moose cuma muncul sebentar." Padahal final dance-nya kece banget.
Menit-menit awal saya terkesima dengan latar filmnya yang bagus, pantai miami. Segerombolan anak muda langsung mencuri perhatian menari-nari diatas kap mobil di jalan pesisir pantai. Keren! Wow! Cool! Kalau 3D pasti kece abis nih! begitulah gumaman dalam hati saya waktu nonton di menit awal. Lalu kesininya kelompok tari tersebut berhadapan dengan realita bagaimana mereka bisa terus eksis mendapatkan pasar atensi masyarakat dan kemudian mendapatkan uang melalui sosial media serta kompetisi. Caranya ya dengan terus menari, tetapi ilegal karena ditempat-tempat yang tidak biasa dan tidak berijin. Adegan paling saya suka waktu di museum. Idenya keren!
Apalagi waktu balerina glow in the dark muncul. Lalu konflik muncul dan bertambah, konflik sosial, konflik keluarga, konflik percintaan yang menurut saya agak mirip dengan Step Up pertama, serta konflik dalam kelompok tari tersebut. Too much conflict too much drama I thought, even the story line is better than before. Jadi setiap konflik disuguhi dengan tarian. No Battle seperti film yang sudah-sudah. Disini saya sedikit kecewa, jadi kurang gregetnya gitu. Ditambah kemunculan si Adam Sevani (Moose) yang hanya jadi cameo pada menit-meit terakhir, menambah kekecewaan saya. "yahhh kok moose cuma muncul sebentar." Padahal final dance-nya kece banget.
Street Dance 2:
Tidak secerah tampilan Step Up Revolution tapi Street Dance 2 ini lebih power full. Waktu filmnya mulai saya kira ini bukan film dance tapi film-film gangster jaman dulu. Ternyata sedang ada battle tari underground di sudut kota London. Konflik filmnya tak sebanyak Step Up Revolution, anak muda yang ingin mewujudkan mimpinya mengalahkan kelompok tari paling (sombong) bagus se-Eropa dibumbui sedikit percintaan. Lalu seorang yang tiba-tiba muncul menawarkan diri menjadi manajer, jadilah mereka mengumpulkan dancer-dancer unik se-antero Eropa. Mulai dari seniman jalanan, tukang tattoo dan anak kecil berbakat. Benar-benar unik, Pro dan Powerfull (saya jadi iseng sendiri membayangkan kalau anak-anak Smash nari seperti mereka badannya keseleo semua kali ya, hehe). Plus-nya dari film ini, selain tari, film maker menyisipkan unsur budaya lokal seperti Salsa dan Tango, maka jangan heran ada banyak adegan battle Salsa, menurut saya sih keren. Lalu banyak pemandangan alam Eropa tersaji terutama Paris. Lengkap sudah!. Dan satu lagi, ada battle-nya itu lho. kyaaa~
Penggunaan kalimat dan kata yang luwes nan mudah dipahami! Lanjutkan!! :)
ReplyDelete