Tulisan tidak begitu penting ini saya niatkan sederhana saja, sesederhana curhatan saya mengenai Dismonera atau nyeri haid. Salah satu hal esensial yang menandai seseorang adalah wanita. Melahirkan, ditindik kupingnya, dan gemar bersolek juga tanda seorang wanita, tetapi mereka bisa ditolak keberadaannya, lain halnya dengan haid atau menstruasi yang terus berlangsung sampai wanita kehabisan bibit telur untuk dibuahi. Ini juga yang menjadi kemenangan saya atas perasaan iri melihat lady boy yang bahkan lebih cantik dan sexy chasingnya melebihi wanita berdismonera. Hei, kalian tidak nyeri haid kan? Hihihi.
Periode Dismonera buat saya bukan hanya rasa sakit ketika darah keluar dari vagina, tetapi lebih lama sebelum itu. Wanita memiliki tanda ketika dia akan 'kedatangan tamu'nya. Contoh kasus pada saya pribadi, ketika haid akan tiba, biasanya seminggu sebelumnya, badan menjadi kurang nyaman, organ-organ kewanitaan jadi menegang, nafsu makan meningkat tajam, bulu mata saya bisa rontok tiga sampai lima helai sehari. Ketika haid itu tiba, apalagi hari pertama, badan yang tidak nyaman itu berubah menjadi lemah sekali, sakitnya tak tergambarkan sampai hal yang bisa dilakukan hanya tiduran saja di kasur, atasan saya di kantor mungkin sudah bosan saya mintai ijin terus setiap bulan agar bisa istirahat di rumah saja ketika hari pertama haid. Dan yang paling merepotkan dari gejala itu semua adalah emosi saya yang labil dan tak terkendali. Dan emosi ini, yang saya ingin tekankan dalam tulisan ini sehingga sepertinya akan menjadi curhat berparagraf banyak.
Sebenarnya bukan mencari pembelaan panjang atas kesalahan saya yang tidak cukup sabar untuk meredam emosi. Tetapi hal-hal kecil atau masalah-masalah sepele yang saya rasakan ketika periode menstruasi akan tiba berubah menjadi sangat emosional sekali tanpa bisa saya kendali. Mungkin banyak wanita lain juga merasakan seperti saya,
Sebenarnya bukan mencari pembelaan panjang atas kesalahan saya yang tidak cukup sabar untuk meredam emosi. Tetapi hal-hal kecil atau masalah-masalah sepele yang saya rasakan ketika periode menstruasi akan tiba berubah menjadi sangat emosional sekali tanpa bisa saya kendali. Mungkin banyak wanita lain juga merasakan seperti saya,
*Saya menjadi wanita yang cengeng dan gampang menangis pada hal-hal yang sebenarnya sepele.
Apabila sedang menjalin hubungan atau sedang dekat dengan seseorang, komunikasi menjadi tuan besar dari penyebab rasa sakit hati saya sebulan sekali, begitupun kepada teman dekat atau orang tua. Rasa ingin diperhatikan dan kebutuhan akan seseorang menjadi lebih besar. Buat saya hal ini menjadi tidak nyaman karena akan merepotkan banyak orang. Banyak orang disekitar saya yang saya mau musti paham akan keadaan saya tanpa mau saya utarakan. Terdengar egois bukan? Yang bahkan saya sendiri sering lupa dan gagal paham sebenarnya, kenapa saya menjadi begitu emo?
Setelah hari pertama haid datang barulah saya sadar, "Oh, ternyata lagi dapet pantesan melow". Lebih-lebih ketika tidak ada sandaran buat dipeluk atau digebuk. Duh, saya jadi pengen punya anak anjing sekarang. Hahaha. Lebih-lebih lagi saya bukan tipe yang bisa meluapkan kemarahan secara langsung dan vocal, tetapi yang lebih parah dari itu, menurut orang-orang yang pernah kena imbasnya, ketika saya marah, muka 'lempeng' dan komentar yang saya keluarkan pada hal-hal yang kurang berkenan bisa membuat orang tertuju sakit hati sampai berhari-hari. Padahal saya juga menderita menahannya, menangis sendiri di pojokan kamar, atau memendam perasaan sampai jerawatan.
Setelah hari pertama haid datang barulah saya sadar, "Oh, ternyata lagi dapet pantesan melow". Lebih-lebih ketika tidak ada sandaran buat dipeluk atau digebuk. Duh, saya jadi pengen punya anak anjing sekarang. Hahaha. Lebih-lebih lagi saya bukan tipe yang bisa meluapkan kemarahan secara langsung dan vocal, tetapi yang lebih parah dari itu, menurut orang-orang yang pernah kena imbasnya, ketika saya marah, muka 'lempeng' dan komentar yang saya keluarkan pada hal-hal yang kurang berkenan bisa membuat orang tertuju sakit hati sampai berhari-hari. Padahal saya juga menderita menahannya, menangis sendiri di pojokan kamar, atau memendam perasaan sampai jerawatan.
*Saya menjadi seorang yang impulsif.
Entah sudah berapa banyak keputusan bodoh yang saya ambil karena terburu-buru dan terlalu menuruti gerak hati terjadi. Yang seharusnya solusinya bisa menjadi lebih baik ketika saya mau dengan sabar memikirkannya dua-tiga kali atau menunggu sampai keesokan hari. Untuk kasus ini yang paling dekat saja saya sudah men-deactive facebook tiga hari lalu, salah satu alasannya karena jengkel juga dengan email request reset password yang sering kali masuk dan sialnya masuk terakhir kali pada periode pra-menstruasi. Atau kasus pra-menstruasi saya bulan kemarin, keputusan terburu-buru saya membeli tiket karena kepalang jengkel dengan sikap teman saya yang lama, ditambah penyakit jiwa yang susah hilang ini – kekhawatiran yang terlalu berlebihan – yang mengakibatkan saya mendapatkan tiket dengan harga jauh lebih mahal, yang merugikan teman saya, yang membuat saya sangat menyesal karena begitu emosional. Hik, jangan-jangan keputusan saya untuk melepaskan sebuah hubungan acap kali terjadi pada periode pra-menstruasi (duh, segitunya cari pembelaan) hahaha.
*Saya menjadi penyendiri.
Saya senang berada dalam komunitas, mendengar kabar, berbagi cerita atau hanya sekedar duduk-duduk nyemil dan berbicara apa saja untuk memenuhi hasrat bersosialisasi. Bersama dengan banyak orang membuat saya jadi ringan kepala karena hal-hal yang banyak itu menjadi tidak terpikirkan. Tetapi karena alasan menjaga perasaan orang, takut-takut saya jadi sering murung dan mutung ketika hormon yang bergejolak terlalu up and down selama periode itu, saya lebih memilih untuk menjadi penyendiri. Ini juga langkah prefentif saya untuk menghindari masalah, selain ngemil banyak makanan manis, makanan enak dan juga semangka. Menyendiri atau nyepi barang satu dua hari juga hal yang saya cari untuk menemukan diri sendiri. Saya belajar hal ini dari seseorang, dan ternyata menyenangkan. Mungkin karena sudah terbiasa, hal-hal yang lebih seru dilakukan oleh banyak orang seperti shopping, duduk makan di kafe atau nonton bioskop dengan nyaman hati bisa saya lakukan sendiri, disamping curhat di blog atau bikin puisi. :p
*Saya sering bermimpi buruk.
Selama seminggu lamanya selang periode pra-menstruasi saya terus bermimpi buruk. Dari mimpi yang tidak saya ingat kejadiannya ketika bangun sampai mimpi yang bisa saya sangat ingat kejadiannya ketika bangun karena saking buruknya mimpi itu. Dan setelah bangun pasti saya jadi kelelahan karena mimpi merupakan pertanda kalau tidur kita tidak nyaman, bukan? Tetapi mimpi pula yang sering menginspirasi saya menulis, tema-temanya, imajinasinya dan twistnya. At least this stuff not bad at all.
Untuk itu semua, untuk kegalauan semua wanita pada periode yang menyakitkan sebulan sekali saya ucapkan, Selamat Hari Wanita! Dan juga untuk orang-orang di sekitar saya, di sekitar Anda, yang sangat paham betul akan probematika wanita satu ini, dan memakluminya dengan sangat peduli, patut juga kita hadiahi ucapan, Selamat Hari Wanita!
Saya menulis seperti ini sejatinya sebagai self awareness. Setidaknya saya diingatkan oleh sebuah tulisan yang setiap bulan bisa saya tengok kembali untuk menekan ego dan bawaan hormon yang sering kali merugikan diri sendiri. Buat saya, masalah-masalah sering timbul makin rumit pada periode menstruasi, dan akan menjadi makin parah ketika saya tidak bisa mengendalikan diri. Terkadang, yang saya butuhkan adalah menjauh sedikit dari masalah agar masalah itu bisa terlihat lebih jelas.
Sometimes, we need to step backward to see the painting is mounted straight or still skewed.
Selamat Hari Wanita!
Sometimes, we need to step backward to see the painting is mounted straight or still skewed.
Selamat Hari Wanita!
aku ga akan bisa komentar apa-apa tentang tulisanmu ini, hanya mau bilang Wanita adalah makhluk yang hebat, bukan hanya karena dia sanggup dan kuat untuk menahan sakitnya melahirkan dan kedatangan bulan serta lainnya tapi banyak laki-laki hebat yang tak akanJadi Hebat tanpa wanita disampingnya serta sejarah membuktikan banyak pula lelaki hebat kalah karena wanita.
ReplyDeleteSelamat hari wanita!
Wah, jadi tersanjung juga kalau pria yang menuliskan ini. Terimakasih, Bayu.
DeleteSelamat Hari Wanita!
Selamat Hari Perempuan. Terima kasih atas tulisan yang mungkin akan membuka mata banyak orang. Kita adalah makhluk yang kuat :)
ReplyDeleteKuat dan juga fleksibel, Evi :D
DeleteSelamat Hari Perempuan!
Prie, ya, ampuuun..
ReplyDeleterajin banget ngitungin bulu mata yang rontok. :D
ya, tapi emang, sih,
kalo lagi dapet itu aku sekalinya ngerasa seneng bisa seneng banget,
sekalinya ngerasa sedih bisa sedih banget,
sekalinya ngerasa marah bisa marah banget,
meski kadang nggak jelas karena apa.
(oke, ini curhat, bukan komentar) :D
Hahaha.. tenang ka, ini kolom curhat kok. Bebas :p
DeleteEh cin eike juga nyeri-nyeri cin.. nyeri kaki abis lari di kejar pol PP haha
ReplyDeleteYa ampun, cin,,, sini kakinya dibedakin dulu!
DeleteJadi perempuan memang gak gampang. Banyak hal yang bisa bikin up dan down, tapi kebanyakan perempuan sudah dikodratkan untuk mampu melewatinya :)
ReplyDeleteHayo mbak Aprile ditunggu postingan barunya.. hehe :)
hehe, makasih mba Nieke :)
Deletesemoga asap di tempatmu cepat hilang