Sebagai bagian dari masyarakat urban yang aktif dan mudah jenuh dengan rutinitas kekotaan, saya merasa piknik adalah hal wajib. Minimal sebulan sekali harus pelesir ketempat yang jauh dari bising dan dekat dengan alam. Jika waktu dan biaya tidak memadai, tidak perlu mahal-mahal, sebuah taman kota dengan banyak pepohonan buat saya sudah lebih dari cukup; sudah membuat hati dan pikiran kembali
fresh besok harinya.
Rasanya masih belum mungkin sekarang ini berharap Jakarta punya banyak taman kota, tetapi dari yang sedikit itu, salah satu taman pesisir yang dikelola dengan baik adalah Taman Wisata Angke Kapuk. Banyak disebut orang sebagai Taman Mangrove PIK (Pantai Indah Kapuk). Sabtu kemarin saya dan teman saya mengunjungi Taman Mangrove dengan angkutan umum, naik busway sampai stasiun kota lalu disambung dengan BKTP jurusan PIK. Harus sabar-sabar menunggu angkutan satu ini, kurang lebih sejam menunggu, baru busnya datang dengan penumpang yang sudah berjubel duluan. Biaya BKTB sampai tujuan Rp. 2500 saja. Sebagian besar penumpang BKTB memang bertujuan ke Taman Mangrove jadi kami tidak perlu khawatir nyasar ke sana.
|
Jembatan kayu di spot yang agak teduh |
Teman saya, Ika, sudah datang jauh lebih pagi. Dia mengirimkan foto-foto dan cerita di atas perahu boat. Ini yang buat saya menyesal, kenapa tadi enggak coba naik perahu Boat juga, ya? Walau panas tapi konon bisa melihat penangkaran Biawak dan pelosok-pelosok hutan yang tidak terjangkau jembatan kayu. Bahkan ada wanita yang rela menyewa kano untuk dia gunakan sendiri keliling danau payau. Makin banyak yang naik makin murah biayanya. Banyak rombongan pengunjung menunggu rombongan pengunjung lainnya yang berminat untuk naik boat hingga kuota
full menjadi 8 orang. Mencoba jasa perahu boat atau kano di sini rasanya lebih baik dari pada menyesal belakangan seperti saya.
|
Loket karcis perahu Boat & Kano |
|
Boat berkapasitas 8 orang |
|
Wanita yang bersampan sendirian. Kalau kata Mas-mas yang lewat sih lagi syuting film My Heart :))) |
Ada cerita lucu ketika di sana. Seorang wanita dan pasangannya berniat untuk
hunting foto. Tidak ada yang salah mau
hunting foto di manapun, yang kebanyakan orang sering salah adalah masalah kostum. Wanita tadi berfoto ria dengan sepatu wedges super tinggi di jembatan kayu. Saya yang memakai sneakers saja merasa hati-hati sekali ketika berjalan di atas sana, apalagi heels? Walhasil sepatu wanita tadi rusak. Kasihan kan, apalagi kalau sepatunya masih baru. Untung dia bersama pasangannya, jadi enggak malu-malu amat waktu dilihat dan diomongi semua orang yang kebetulan melewati mereka. Jujur, saya dan teman saya juga tidak tahan untuk menahan tawa dan ngomongin mereka di belakang.
|
Tragedi Wedges rusak :( |
Menuju sore pengunjung sudah banyak pulang, digantikan pegunjung yang datang untuk
hunting foto sunset. Sayangnya, pengelola taman tidak mengizinkan pengunjung untuk membawa kamera profesional, SLR atau DSLR, atau didenda sejuta rupiah per kamera. Biasanya yang membawa kamera profesional adalah fotografer pre-wedding atau sedang ada
event pemotretan profesional. Untuk pengunjung biasa seperti saya, kamera handphone atau
pocket camera sudah cukup buat bahan tulisan ngeblog.
Jalan-jalan dua-tiga jam di Taman Mangrove lumayan banyak menguras tenaga, efek kurang tidur dan kepanasan juga buat saya tidak terlalu betah lama-lama di sana. Karena masih di daerah PIK, kami putuskan untuk kulineran saja. Sambil istirahat di pendopo Masjid yang luas dan nyaman, kami googling restoran-restoran di PIK yang
recommended dan pas di kantong. Cerita icip-icip kuliner PIK saya ceritakan di sini
Kuliner Cordoba dari Bakmie Ooriental ke Es Krim K-Pop. Selamat piknik!
Hmm kalau kamera digital biasa boleh kak?
ReplyDeleteKalau mau jalan jalan memang harus disesuaikan ya outfitnya dengan tempat tujuan biar nyaman haha xD
Kamera saku boleh kok, asal bentuknya bukan SLR gitu..
DeleteHahaha.. iya! Namanya wisata alam harus tahan-tahan dulu buat pake heels-nya xp
waduh saya jadi penasaran sama taman mangrovenya, kata teman saya tempatnya adem. btw, itu bangunan budha tzu chi nya bener kayak bukan di jakarta, berasa di korea gitu hehe keren :)
ReplyDeleteKelihatannya adem karena banyak bakau, tapi udara dekat pantai jadi panas. Iya juga ya... saya mikirnya kayak kuil kungfu. :)))
Deleteyaahh sayang sekali tidak boleh di izinkan membawa kamera slr, tapi tempat ini perlu dikunjungi juga,
ReplyDeletetempatnya juga bagus, tapi pas liat foto terakhir itu ada perempuan pake sepatu wedges ga takut kepleset apa, jalannya aja seperti itu aku aja yg negliatnya ngeri kepleset atau tergelincir, bytheway nice post kak salam kenal ya kak :)
http://litarachman.blogspot.com/
Halo Lita, makasih kunjungannya! :)
DeleteIya, nih, karena banyak yang hunting foto atau sekedar #OOTD jadi banyak yang enggak sadar kostum.
wkwkwkw wah kalo saya moto di sini bsia kena chasss y mbak hadooohh... wah kayaknya emng kudu bawa serep kamera yg gak gedhe" amat hehe...
ReplyDeleteAsal kameranya bukan SLR boleh, kamera saku masih diijinkan kok. :)
Delete