Tepat seminggu kemarin saya plesir ke Solo dengan tujuan wisata utama:
Museum Purbakala Sangiran, atau dunia internasional mengenalnya sebagai
Sangiran Early Man Site. Terletak di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Museum Purbakala sangiran berjarak tempuh kurang lebih 17 km, dengan durasi kurang lebih 40 menit mengendarai kendaraan dari kota Solo.
Saya berangkat Senin siang, ketika sudah sampai di tempat, ternyata tutup. Iya, Museum Purbakala Sangiran tidak dibuka pada hari senin. Salahnya saya tidak mencoba googling atau cari tahu dahulu sebelum memutuskan pergi. Berikut jam operasional Meseum Purbakala Sangiran:
Senin: Libur
Selasa - Minggu: 08.00 - 16.00
Jam buka tiket: 08.00 - 15.30 (setengah jam sebelum Museum tutup)
Harga Tiket Masuk: Domestik Rp 5,000 / Foreigner Rp 11,500
Niat saya sudah begitu bulat melihat salah satu
Situs Warisan Dunia UNESCO di Indonesia, jadi Selasa pagi saya kembali mengunjungi Museum. Pagi maupun siang ternyata hawa di sana sama saja, panas sekali. Entah sedang musim panas atau memang tanah di sana yang gersang, saya menyarankan jika teman-teman berniat untuk berkeliling ke semua Museum Purbakala Sangiran, kenakanlah baju yang nyaman dan penutup kepala.
Baru saja saya sampai di muka gang menuju pintu masuk, akses jalan sudah sangat macet. Ternyata ada beberapa sekolah yang mengadakan touring. Ruas sisi jalan menuju Museum dan lahan parkiran umum penuh dengan bus besar, bus sedang sampai angkot kecil. Ketika masuk ke pintu utama pun saya harus berdesak-desakan dengan banyak anak kecil. Untungnya anak-anak kecil, saya enggak kebayang kalau Museum itu benar-benar dipenuh-sesaki oleh orang dewasa.
Walau penuh sesak, kalau sabar, pengunjung masih bisa foto-foto di luar dan dalam Museum. Sejepret-dua jepret penampakan luar Museum bisa saya abadikan.
|
Museum Sangiran sebagai salah satu situs warisan dunia UNESCO nomor 593 |
|
Jenis tanah di Sangiran |
Masuk kebagian utama museum yang pertama kali kita lihat adalah gambar dua dimensi dari teori evolusi manusia. Banyak anak sekolah yang melihat-lihat, mencatat, dan mengambil gambar untuk mengisi bahan tugas sekolah mereka.
|
Contoh adek-adek sekolah yang tekun mengamati |
|
Seharusnya yang tua-tua jangan kalah sama antusiasme adek-adek ini. :( |
|
Fosil Banteng Purba. Lihat tanduknya menyatu langsung dengan kepala. |
|
Fosil tengkorak Gajah Purba yang masih bisa diselamatkan |
|
Satu-satunya fosil yang dapat kita sentuh |
|
Ilustrasi dua ilmuan yang sedang meneliti situs purbakala Sangiran |
Selain berisi fosil, patung dan juga ilustrasi situs Sangiran, Museum juga dipenuhi oleh cerita-cerita sejarah dunia mulai dari pembentukan alam semesta, bumi, dan awal mula kehidupan di bumi kita tercinta ini.
|
Teori asal mula dan tersebarnya jenis manusia purba |
|
Dua contoh patung manusia purba yang ada di Indonesia. Gambar sebelah kanan adalah jenis Homo Floresiensis atau dikenal sebagai "Hobbit" |
|
Dokumentasi kesibukan peneliti dan warga di galian situs |
Perjalanan saya tidak berhenti di Museum utama ini saja, ternyata Museum Fosil Sangiran memiliki lima Klaster / anak Museum yang mengelilingi lahan Sangiran dan dapat kita kunjungi tanpa tiket masuk, alias gratiss. Perjalanan ke tiap-tiap Klaster bisa menempuh jarak 3-4 Km. Lima Klaster tersebut adalah: Klaster Bukuran, Manyarejo, Dayu, Ngebung, dan Krikilan.
Sayangnya saya hanya sanggup mendatangi dua Klaster saja, yaitu Klaster Bukuran dan Klaster Manyarejo. Informasi lengkap mengenai perbedaan dua Klaster yang saya kunjungi sudah dijelaskan pada link di atas.
Pada Klaster Bukuran bangunan dan isinya terkesan sangat hi-tech. Saya dapat melihat empat kamar kecil untuk menonton channel televisi National Geograhic yang memuat fenomena pembentukan bumi sampai terciptanya manusia sekarang, dengan durasi tidak lebih dari 1 menit. Dan patung-patung yang lebih modern serta kutipan-kutipan para ilmuan. Buku kuno teori evolusi Charles Darwin juga dipajang di dalam Klaster ini.
|
Pintu masuk Klaster Bukuran yang megah |
|
Mejeng di spot lucu Klaster Bukuran :D |
|
Buku teori evolusi Charles Darwin dan Ilustrasi manusia purba bentuk digital |
Sedangkan Klaster Manyarejo dibuat sebagai apresiasi warga terhadap ilmuan yang meneliti di situs-situs purbakala Sangiran. Warga sangat mendukung setiap gerakan penelitian yang ada di wilayah Sangiran. Pada Klaster ini kita tidak lagi melihat display atau fosil purba melainkan perkakas dan alat mencangkul yang digunakan warga dan peneliti dalam upaya menemukan setiap celah fosil baru. Ada juga foto-foto peneliti yang diabadikan, dan galian situs yang dibiarkan untuk pengunjung.
|
Contoh situs purbakala dan fosilnya yang dibiarkan untuk dipertontonkan pengunjung Klaster Manyarejo | |
Demikian kunjungan singkat saya di
Museum Fosil Sangiran. Belum lengkap sebetulnya jika tidak mengunjungi setiap Klaster yang ada, tetapi apa daya badan saya manja sekali dengan cuaca panas. Semoga ada kunjungan berikutnya yang bisa menuntaskan rasa penasaran. Satu kutipan bagus dari Museum Purbakala Sangiran yang saya bawa pulang, adalah:
Masuk wishlist nih mba Aprie.. nice review ;)
ReplyDeleteYeay! Ditunggu review kunjungannya, Mbak. ;)
Deletewah bagus juga ya, aku suka sekali ke museum setiap datang ke suatu kota pasti yg dicari museum dulu baru kuliner
ReplyDeleteIya, epik Mba Museum Purbakala Sangiran ini. Kalo mampir Solo bisa kulineran sekaligus ke Museum. :D
Deletewow luas juga, masing2 klaster 3-4 km, kalo 5 berarti 15- 20 km, itu 40 menit naik motor lho.... luasnyaaaa
ReplyDeleteBetul. Lima Klaster itu memamg mengitari kawasan Sangiran. Kalau hawa sedang panas memang berasa banget naik motor...
Deleteinget jaman nya waktu SMP aku pernah ke museum meneliti ceritanya hehe,,
ReplyDeleteternyata semakin masuk perubahan jaman wujud manusia semakin sempurna ya
Iya mba, karena tantangan hidupnya semakin rumit. Tapi bisa jadi manusia masa depan malah semakin bungkuk, menunduk terus liatin HP hobinya. :))
DeleteInformasi lengkap mengenai perbedaan dua Klaster yang saya kunjungi sudah dijelaskan pada link di atas. ---> blogger males ngetik. gantian demo
ReplyDeletebrati klo enggak blajar, enggak kreatif dan suka mengulangi kesalahan, brarti bukan manusia ya?
Hahaha. Yoi! Blogger males ngetik.
Deletedisebut manusia juga sih, tapi purba. :p
murah bingit harga masuk nya ya.. aku juga suka menjelajah museum.. tapi masih di sekitar jakarta aja, dan itu juga belum semua nya, jedol bingits gak sehh jalan jalan ke museum.. tapi aku sih suka yang purba purba begini hehehe
ReplyDeleteIya, asih murah Mba. Makanya ramai terus.
DeleteMasuk ke Museum itu syahdu dan sepi, enak banget. :D
Wah ini nih yang sering dibaca di buku sejarah, manusia sangiran... tapi belum pernah ke solo, jadi belum pernah ke sana... semoga kalau suatu saat ke sana bisa mampir...
ReplyDeleteBetul, Pak. Ini yang sering disebut-sebut buku sejarah dunia bahkan.
DeleteAmin, semoga cepat mampir ke sana.
Belum pernah ke Solo >.< kalau sempat ke Solo wajib mampir ke sini nih u.u Itu yang katanya Hobbit, Lucy bukan? Yang katanya ibu pertama manusia
ReplyDeleteSemoga cepet mampir Solo :)
DeleteItu Homo Floresiensis, manusia Hobbit. Kalau menurut keterangan di Museum, jenis ini masih dipertanyakan asal-usulnya karena gak termasuk rantai asal-usul Homo Sapiens.
Jadi ingat waktu SD sering banget pengenalan lingkungan ke museum dari sekolah xD
ReplyDeleteKalau nyengajain ke museum emang belum pernah huhu :')
Ada rencana mau ke museum sih tapi ga jadi mulu xD
Suka bingung kalau ke museum soalnya sepi dan kadang ga tau ticket boxnya dimana.. Hahaha....
Itu yang klaster Bukuran kayak di kampus kampus gitu ya gerbangnya xD
Kalo aku justru suka Museum karena sepi. :)
DeleteIya, Klaster Bukuran itu bangunannya megah.
wah pesan" terakhirnya bagus ya mbak hehe ke tembak akuhhh.;... hehe sejarah yah?? kenapa ya saya g terlalu demen hadeehh payah saya nih hadooo
ReplyDeleteYa gapapa, kan setiap orang punya keminatan masing-masing kalau traveling. Hehe.
DeleteWah,,, mengingatkanku pada zaman sekolah dulu, pokoknya kalau study tour pasti ada ke museumnya dan suruh catat buat laporan,,,, sekarang malah senang ke Museum,,,, Museum ini sudah lama masuk ke warisan dunia, tapi malah terlewatkan belum tak kunjungi,,,, Btw gambarnya bagus mbak Apri, mantebe
ReplyDeleteAyo, Mbaknya, semoga bisa berkunjung ke sana lalu foto-foto dengan gambar yang lebih bagus. :D
DeleteAduh mbak,,,, ma'af, saya bukan perempuan, tapi laki - laki,,,, hehe,,, Iya mbak, semoga suatu saat nanti bisa kesana,,, :-)
DeleteHahaha. Maaf ya, saya salah paham. :))
Deletewaah, dapet kesempatan ke klaster yg lain yah mbak? beberapa waktu lalu sy kesana juga, tapi sayangnya nggak sempat ngunjungi klaster 2 & 3 :( katanya koleksinya nggak sebanyak yg di klaster utama yah?
ReplyDeleteKoleksinya memang gak sebanyak klaster utama, tapi lebih unik. Sayang aja kalau udah mampir sangiran tapi gak muter-muter. :)
Delete