Entah sudah berapa lama saya tidak merayakan hiruk pikuk malam tahun baru. Terakhir kali waktu kuliah dulu, saya dan teman-teman segeng SMA bikin acara nginep bareng dengan susunan acara: ngobrol sampai tengah malam, nyemil, dan bikin es susu soda. Mirip-mirip Pajama Party gitu, deh. Pada tahun-tahun berikutnya, saya tidak lagi merayakan malam tahun baru di luar dengan siapapun. Perayaan membuat saya lelah, apalagi kalau musti ke luar rumah melewati jalan Jakarta yang padat dan berdesakan? Bayanginnya saja sudah bikin capek duluan. Saya emoh menghabiskan energi demi libur yang cuma satu hari.
Tapi tidak tahun ini.
Rekan kerja saya, Jo, mengajak saya dan teman kerja kami lainnya merayakan malam tahun baru di luar. Hitung-hitung buang penat, saya mengiyakan ajakan Jo. Kebetulan juga 1 Januari 2016 jatuh pada hari jumat, jadi masih ada sisa hari Sabtu-Minggu untuk saya gunakan istirahat di rumah. Lalu mulailah kami bertiga mencari referensi Hotel dengan budget bersahabat. Susah juga ternyata. Hotel incaran yang bagus dan murah full booked semua, Hotel alternatif lainnya memasang rate tinggi pada malam tahun baru. Tiba-tiba saya ingat ada satu Hostel yang pernah saya lihat via internet bernama The Packer Lodge di daerah Gajah Mada.
Murah, interiornya unik, dan banyak Backpacker Bulenya. Tiga hal itu yang saya ingat ketika pertama kali saya membaca menu "Galery" dan "Review" di website The Packer Lodge. Saya lempar informasi tentang Hostel ini ke Jo dan dia setuju. Kami fix tahun baruan bareng di sana. Yeay!
Murah, interiornya unik, dan banyak Backpacker Bulenya. Tiga hal itu yang saya ingat ketika pertama kali saya membaca menu "Galery" dan "Review" di website The Packer Lodge. Saya lempar informasi tentang Hostel ini ke Jo dan dia setuju. Kami fix tahun baruan bareng di sana. Yeay!
Inilah cerita tentang pergantian malam tahun baru 2015-2016 kami di The Packer Lodge Hostel.
Akhirnya kami berempat, saya, Jo, Janah dan Ririn menginap semalam di The Packer Lodge untuk merayakan tahun baru 2016. Feeling excited, huh? Saya, Jo, dan Janah berangkat langsung dari kantor dengan taksi menuju lokasi, sementara Ririn yang berbeda kantor dari kami datang menyusul. Sebenarnya lokasi The Packer Lodge Hostel cukup strategis, Gang masuknya berhadapan langsung dengan LTC Glodok, dan di dekat situ ada Shelter Busway. Dari jalan raya tinggal masuk ke dalam hang Mangga/Jl. Kemurnian IV kurang lebih 50 meter, pintu masuk Hostelnya ada di sebelah kanan gang.
Gang Mangga, lokasi menuju The Packer Lodge Jakarta |
Suasana di Resepsionis, antri bok! |
Waktu sampai di resepsionis dan check in, saya sempat shock saat petugas Hostel bilang kami kebagian kamar di Dorm Room 8 Pods, Dorm Room 4 Pods sudah penuh. Hah? Artinya, kami bakal tidur satu kamar dengan empat orang asing lainnya. O-em-ji. Walau beda kasur dan disekat-sekat, tetap saja saya risih bayanginnya.
Cukup lama kami menunggu proses check in di Resepsionis sampai mendapatkan akses pintu masuk dan kunci lemari. Tempatnya memang imut-imut, tapi keamanannya cukup yahud. Pintu masuk utama hanya bisa dibuka oleh tamu yang memegang akses, jadi orang luar yang tidak berkepentingan dilarang masuk
Kami masing-masing membayar IDR 125,000 per orang untuk biaya penginapan plus deposit IDR 200,000 yang akan dikembalikan ketika check out. Menurut saya deposit di sini cukup mahal dibanding Hotel bintang 3/4 yang pernah saya tempati, dengan rata-rata depositnya tidak sampai seratus ribu. Untungnya peralatan dan fasilitas di The Packer Lodge lengkap banget. Resepsionis bilang, handuk bersih ada di dalam lemari kami, selimut bersih ada di dalam Pods, sabun dan shampoo juga sudah tersedia di kamar mandi bersama, tamu tinggal bawa sikat dan pasta gigi saja. Sarapan roti, susu, teh/kopi disediakan setiap jam 6-10 pagi.
Akses dan kunci sudah kami dapat, mari kita eksplorasi setiap sudut tempatnya!
Mading di dekat pintu masuk The Packer Lodge |
Coretan tangan di dinding dan kertas dari tamu mancanegara |
Di depan meja Resepsionis ada hiasan Pohon Natal dan kabinet berisi banyak Postcard Jakarta. Saya nyesel lupa beli postcardnya ketika check out, padahal dari pertama kali lihat sudah niat banget mau beli 3 lembar. Bagus-bagus, ih! Balik ke sana lagi apa?
Hiasan Pohon Natal dan Postcard yang diperjual-belikan |
Sampai di kamar kami langsung bebenah, ganti baju, ada juga yang mandi. Ternyata bayangan saya tentang Room yang nyampur-nyampur dengan tamu asing lainnya tidak semencekam itu. Kamarnya rapi, Podsnya juga cukup privasi dengan penutup kain yag bisa dirapatkan. Masing-masing Pods disediakan kasur empuk lengkap dengan sarungnya, kipas angin, lampu penerangan, colokan, hanger, dan brankas penyimpanan berkunci.
Pods saya dan bentuk Dorm 8 Pods secara keseluruhan |
Selesai bebenah saya mau keliling Hostel, ah. Tangan gatel banget ini mau foto-foto spot unik yang ada di tiap lantai. Yuk, langsung jepret!
Interior Lantai Dasar
Di lantai dasar hanya ada dua Privat Room di samping ruang resepsionis, sisanya adalah rungan managemen dan kamar mandi bersama lantai 1. Di dekat tangga ada tempat penyimpanan alas kaki. Semua tamu tidak diperkenankan menggunakan alas kaki di dalam Hostel, lantainya jadi bersih banget, lho.
Mural unik yang Jakarta banget ada di setiap dinding |
Motor Jadul tahun 1980an? |
Interior Lantai 2
Lantai dua hanya dipenuhi hiasan dan properti bernuansa batik. Saya tidak banyak Eksplorasi di lantai yang paling sepi dibanding lantai-lantai lainnya ini.
|
Sepeda Ontel lengkap sama baju adat jawa dan blankon |
Lukisan-lukisan batik memenuhi dekorasi di lantai 2 |
Interior Lantai 3
Selain Room, lantai tiga ini digunakan sebagai ruang hiburan. Ada papan Karambol, ada dua PC dengan sambungan internet yang cepat, dan Home Theater lengkap dengan kaset-kaset DVD. O, iya, saya belum cerita ya kalau semua lantai dan kamar terkoneksi Wifi? Colokan juga ada di mana-mana, enggak bakalan mati gaya, deh.Papan Karambol, tapi enggak ada yang mainin :p |
Home Theater lengkap |
Koleksi DVD dan majalah |
Interior Lantai 4
Nah, ini dia lantai paling atas, lantai yang paling ramai. Di lantai ini hanya berisi satu Dorm Room 8 pods dan dua Dorm Rooms 4 Pods, serta dapur dan kantin yang luas. Di depan dapur ada Smooking Room yang segar. Pengelola meletakkan banyak tanaman hijau dan burung kecil di sini. Jadi walaupun judulnya "smooking Room" justru menjadi spot paling asri. Smooking Room, tempat di mana flora, fauna, manusia, dan asap rokok berbincang mesra. #azhekSmooking Room di lantai 4 dengan atap terbuka. Ini apik tenan! |
Seruput Mie-nya, Mas! |
Dapur yang rapi, bisa bikin indomie dan ambil air minum sesuka hati |
Sampai jam 8 malam kami berempat masih duduk-duduk di dapur, masak Indomie dan nyemilin Chiki. Jangan khawatir sulit cari makan, ya. Jalan Gajah Mada lumayan ramai dengan Resto dan jajanan kaki lima ketika malam. Indomart dan Sevel juga dekat dari Hostel.
Tiga teman saya dengan kemampuan Bahasa Inggris yang sejajar ekspatriat ini, cepat banget beradaptasi dengan semua penghuni di Lantai 4. Kebanyakan dari mereka memang turis asing, orang lokalnya hanya kami berempat dan dua orang wanita lainnya yang akan lanjut plesir ke Jogja besok pagi. Dari semua tamu, kami banyak ngobrol sama:
1. Max dan Ood. Travelers dari Colorado, US. Mereka adalah rekan sejawat sejak usia 10 tahun, saat ini usia mereka 21 tahun. Mereka baru saja lulus kuliah dan sedang menikmati hidup keliling Asia sebelum memetuskan untuk bekerja. Ketika ditanya, "dari mana kalian mendapatkan uang sampai bisa keliling Asia?" Mereka jawab, dari hasil part time selama kuliah. Luar biasa! Sedangkan saya musti nunggu tugas dari kantor dulu baru bisa jalan-jalan ke Bangkok tahun 2014 lalu. Hahaha. Max yang lebih tinggi badannya kuliah jurusan Ekonomi sedangkan Ood yang kayak Ed Sheeran kuliah jurusan Science. Saya belum pernah bertemu dan bercakap-cakap dengan turis sebaik dan se-humble mereka.
2. Adam. Traveler kewarganegaraan Polandia. Walau Bahasa Inggrisnya tidak terlalu lancar, tapi saya salut sama Adam yang mau mingle dengan semua tamu. Adam berusia sekitar 50 tahunan dan sudah tidak bekerja. Tujuan hidupnya adalah menjadi seorang Traveler. Adam hidup memanfaatkan tabungan yang dikumpulkannya sejak bekerja dulu. Dia berjalan dari satu negara ke negara lain tanpa rencana dan tujuan yang pasti. Orang seperti Adam sering saya temui di buku-buku, tapi baru kali ini saya bertemu sosok asli traveler nomaden. Bayangkan, Adam berjalan kaki dari Hostel ke Ancol dengan mengandalkan Map saja. Ketika saya tanya, untuk apa ke sana? Dia menjawab, "saya hanya ingin melihat Dermaga." Ckckck.
3. Gerrit. Traveler kewarganegaraan Netherland, alias Belanda. Sama halnya dengan Adam, Gerrit adalah pengangguran yang melancong berbulan-bulan keliling Asia dari uang hasil bekerja beberapa tahun sebelumnya. Gerrit tidak pernah merencanakan perjalanannya, dia memesan pesawat dan hotel on the spot sambil melihat referensi dari website The Lonely Planet. Gerrit bilang menjadi "Traveler Spontan" paling cocok untuknya. Ketika daerah yang didatanginya begitu buruk, dia hanya bisa menyalahkan diri sendiri. Namun ketika derah yang didatanginya begitu indah dan mengesankan, itu menjadi sebuah rejeki untuknya.
Gerrit sangat tinggi, teman saya Janah yang imut-imut itu hanya seukuran pinggangnya. Waktu kami ngobrol, dia sempat bertanya kenapa banyak orang lokal yang memintanya untuk berfoto bersama? "Hahaha. Poor you! That's because you are tall, blond, and has blue eyes. Indonesian Poeple get more atractive with Kompeni!" :))
Manajemen Hostel membuat event tahun baru di garasi, semua tamu yang menginap dapat terompet gratis. Kebetulan saya juga bawa lima pak kembang api buat lucu-lucuan. Hehehe. Pengelola memang baik banget, deh. Mereka memandu kami semua menikmati pesta kembang api di jalan raya bersama warga sekitar. Ini sungguh perayaan malam tahun baru paling meriah buat saya. Terima kasih, The Packer Lodge!
Happy New Year Everyone! Max, Ood, Me, and Janah |
Dua bocah maen kembang api sementara Janah lagi prospekin Si Ed Sheeran. :)) |
Wefie for New Year's Eves |
Pukul dua pagi, kami semua siap-siap kembali ke Pods masing-masing. Turu sek!
Selfie dulu sebelum Bobok :p |
Hari pertama di tahun 2016, saya susah banget bangun tidur (padahal mah tiap hari juga susah. Pencitraan aja, lu!) Sampai Jo berkali-kali gecek ke Pods saya dan nyuruh cepat-cepat mandi. Jo bilang, sebelum kami pulang, Si Duo Max-Ood dan Gerrit mau jalan-jalan keliling kota dan Museum Fatahillah. Wuihh... jadi guide-nya bule-bule sehari.
China Town dan Novotel persis di sebelah gang Mangga |
Setelah sarapan di China Town, kami semua meluncur langsung ke arah Stasiun kota pakai angkot. Belum pernah, kan, seangkot sama bule-bule? Saya pernah, dong! Mereka excited banget sampai direkam dan diupload ke Snapchat-nya. Hahaha.
Ada Bule naik Angkot! |
Memutuskan untuk ke Museum Fatahilah saat Tahun baru adalah kesalahan besar, saudara-saudara! Penuh sesak manusia dan tidak ada satupun Museum yang buka. Mana si Gerrit jadi korban masyarakat-yang-ngebet-banget-pengen-foto-sama-bule lagi. Hahaha, again?
Enggak sampai 15 menit kami semua memutuskan kembali saja. Niat awal pulang dengan busway tapi urung, enggak kuat antrinya, jadi kita melengos jalan kaki. Sepanjang Gajah Mada dihibur sama bau pesing dan pedagang benda antik.
Pedagang benda-benda antik dan lukisan di sepanjang jalan Gajah Mada |
Ood bertanya, apa saya enggak merasa susah hidup setiap hari dengan banyak manusia dan lingkungan yang kotor? Huahaha. Saya jawab, "saya sudah terbiasa setiap hari berdesakan naik busway dan lihat jalanan kotor penuh sampah. Mungkin kamu perlu juga mengunjungi India, di sana tidak jauh beda dari Jakarta, bahkan lebih kotor."
Saya bingung itu bule-bule ngeluh kondisi Jakarta tapi mukanya kok bahagia banget. "it's kind of adventure!" katanya si Ood. "Yes, I got an adventure almost everyday." kata saya dalam hati.
Akhirnya, selesai sudah acara jalan-jalan kami siang itu. Kami harus mengantar tiga abang bule ini sampai ke depan Gang Mangga lagi. Sorenya, Max dan Ood akan melanjutkan perjalannya ke Jogja. Sedangkan Gerrit menuju Beijing esok harinya. Semoga akan ada waktu kami berempat bisa mengunjungi US dan Netherland, ya. Ada amin? :D
Saya bingung itu bule-bule ngeluh kondisi Jakarta tapi mukanya kok bahagia banget. "it's kind of adventure!" katanya si Ood. "Yes, I got an adventure almost everyday." kata saya dalam hati.
Akhirnya, selesai sudah acara jalan-jalan kami siang itu. Kami harus mengantar tiga abang bule ini sampai ke depan Gang Mangga lagi. Sorenya, Max dan Ood akan melanjutkan perjalannya ke Jogja. Sedangkan Gerrit menuju Beijing esok harinya. Semoga akan ada waktu kami berempat bisa mengunjungi US dan Netherland, ya. Ada amin? :D
Wefie sebelum perpisahan. See you around, boys! Si Janah ilang. |
Jl. Kemurnian IV no. 20-22
Jakarta Barat 11120
Tel: +62 (21) 6290162
Email:tpl.reservation@thepackerlodge.com
Website: www.thepackerlodge.com
emang kalo udah bersih pasti nyaman ya
ReplyDeleteSeru banget acaranya!
ReplyDeletePasti tidak terlupakan tuh..!
Kalo nanti Jakarta uda bersih banget, mereka mungkin akan stay di sini.. Hehe..
Huahaha.. janganlah, biar mereka di sana aja. udah kepenuhan Jakartanya. :p
DeleteWah, seru ya petualangannya
ReplyDeleteKadang pesing dan kotor itulah yang membuat bule-bule itu balik lagi. Hihihi...
ReplyDeleteSoalnya di negara mereka gak ada yang kayak gini, ya? :))
Deleteunik lho ini...berasa bukan di jakarta ajaah hahaha
ReplyDeleteSelera interior ownernya epik, ya
DeletePodsnya itu kalo interiornya warna putih semua udah mirip hotel kapsul di Jepang. Baru tau di Jakarta ada yang begini juga xD
ReplyDelete(( banyak backpacker bulenya)) eh malah beneran ketemu dan berteman :p
Keren kak Apriiii semoga bisa gantian ngunjungin yang lain xD
AAMIIN KENCENG BANGET! Hahaaha. Eh tapi kayaknya pods kapsul di Jepang lebih sempit dari ini deh. Di sini kita masih bisa guling-guling kanan-kiri lho. :D
DeleteHostelnya bagus ih kak dan terbilang cukup ramah sama kantong juga sih.
ReplyDeleteHihi kesampean ya kak malam taun baru sama bule (loh?)
Itu bukan niat awalku, kok... suer deh :p
DeleteAku taun baruan malah tidur. Berasa jompo hahaha.
ReplyDeleteTapi asyik juga ya bisa dapet pengalaman yg beda di tahun baru :D
Aku pun seringnya begitu,li.. huahaha. Kemaren ini lagi ganjen aja pada mau ke luar. :))
DeleteAku malah gak pernah ketemu bule, apalagi kumpul ma mereka. Wkwkwk.
ReplyDeleteSeru banget, ya?
Seru, mbak. :)
Deleteikut nyimak aja :-)
ReplyDeleteikut nyimak aja :-)
ReplyDeleteikut nyimak aja :-)
ReplyDeletebaru tahu ada "kapsul" di Jakarta,,
ReplyDeleteIya... kayak di Jepang itu yaa..
So... seru...
wah diangkkott sama buleee pernah jugaaa tapi lupa gak heboh kamera t.t aaahhh kece absi yah kalo dibikin blog ternyata mantap euuyyy.....
ReplyDeletelucu hostelnya, kalo ga inget punya anak pengen deh sekali-sekali nginep di pods begitu hehehe
ReplyDeletesalam kenal yaaa
*terdampar disini jam segini, dari tadi belum di close2 juga ini blog* #LOL
ReplyDeleteHowdy I am so thrilled I found your website, I really found
ReplyDeleteyou by accident, while I was browsing on Bing for something else, Anyways I am here now
and would just like to say kudos for a marvelous post and a all round thrilling blog (I also love the theme/design),
I don’t have time to browse it all at the minute but I have
book-marked it and also added your RSS feeds, so when I have time I will be back to read a lot more, Please do keep up
the fantastic jo.
I am regular reader, how are you everybody? This article posted at this website is genuinely good.
ReplyDelete