"Andai aja dulu gue enggak nurut omongan Bokap, mungkin sekarang gue udah jadi penulis." Kiki, 25 tahun, Beauty Blogger penggemar burger.
Saya yakin bukan cuma Kiki yang pernah ngomong kata-kata penyesalan. Kamu pasti pernah. Dia juga pernah. Mereka pun sama. Bahkan Moana, karakter utama dalam film animasi Disney terbaru, Moana. Andai aja Moana tidak nekat berlayar dengan kapal kecil yang disembunyikan ayahnya di gua, pasti dia akan ngomong dengan kata-kata yang sama seperti Kiki ucapkan di atas. Sayangnya, Moana tidak. Moana lebih memilih jadi anak pemberontak yang menuruti kata hati untuk meyelamatkan dunia walau keputusannya bertentangan dengan pendapat ayahnya yang seorang kepala suku.
source: movies.disney.co.uk |
Selasa malam kemarin, selepas event ZAP Blogger Gathering, saya dan Kiki nongkrong cantik di Sabang. Tiba-tiba obrolan kami jadi mengalir ke buku, sastra, penulis, dan... cita-cita. Agak kaget, sih, waktu denger Kiki bilang dia bercita-cita jadi seorang Penulis sejak SMP.
Saya tahu tulisan-tulisan Kiki di blognya yang ber-header Hot Burger itu bagus, tapi saya baru tahu kalau dia pernah menang lomba karya tulis ilmiah se-Jakarta Barat. Kiki belum pernah cerita sebelumnya.
"Kamu tau enggak, Beb, (panggilan kami ke semua personil grup) kalau gue enggak dilarang Bokap masuk sastra UI, mungkin aja sekarang gue udah jadi sesuatu! Yah, okelah kalau gue enggak jadi penulis nantinya, tapi nama UI bisa dipakai ke mana-mana." Keluh alumni Teknik Minyak Trisakti ini.
Penyesalan selalu ada di akhir cerita?
Saya ini kebalikannya Kiki. Saya tidak punya cita-cita yang pasti sampai kelas 3 SMA. Saya bukan anak dengan bakat khusus, bukan pula gadis dengan IQ di atas rata-rata. Saya tahu saya bisa menulis aja berkat blog dan teman-teman Blogger yang saya kenal dengan sengaja di media sosial. Hail you, Twitter! Lama kelamaan saya jadi nyaman menulis, asyik ngeblog, wawasan saya bertambah berkat sastra yang saya pelajari lebih dalam. Tiga hal tadi membentuk karakter tulisan saya. Tiga hal tadi bikin saya malas jadi pekerja kantoran. Sungguh sial, saya tau apa yang saya mau saat usia saya menjelang 30 tahun.
Boleh jadi saya kalah dari Kiki dalam usia memiliki cita-cita: dia ketika SMP, saya ketika merasa lelah jadi karyawan kantoran. Boleh jadi saya kalah dari Kiki dalam usia sadar untuk mewujudkan cita-cita: dia di usia 25 tahun, saya di usia menjelang 30 tahun. Tetapi kami punya kesamaan waktu untuk mewujudkannya. Kami memulainya SAAT INI dengan perlahan dan (semoga) pasti.
Moana yang bercita-cita menjadi penjelajah lautan pun harus menunggu bertahun-tahun sampai akhirnya dia menemukan kapal untuk berlayar. Saya pikir, semua orang adalah Moana. Semua orang bisa memutuskan berlayar menuju cita-citanya kapan saja—ketika mereka sadar kalau itu adalah jalan yang harus mereka lalui, maka kesempatan pasti datang. Seperti ketika Moana ditolong oleh Nenek dan lautan yang mendukungnya untuk mencari Maui, manusia setengah dewa yang bisa membantunya menyelamatkan isi dunia dari sihir jahat Te ka.
aaahhh kiki n aprie keceee deh <3
ReplyDeletetapi gw nih kalau aja ngga males ngerjain skripsi kemarin, pasti ngga bakalan nemuin minat terpendam di makeup dan nulis kaya gini...
Kita harus semangat beeebbb :*
Hahaha. Minat terpendam muncul karena males ngerjain skirpsi yah Beb Ola. Enggak apa yang penting ketemu minatnya. Semangat Princess Ola! Ayo, cari kerja dan foya-foya. :)))
DeleteHuaaa ka kiki casmi... semangat memperjuangkan mimpi ya ka kiki ka apri... semoga karyanya segera diwujudkan ^_^
ReplyDeleteSemoga bisa segera terwujud. Karena rasanya pasti terganjal banget. :(
ReplyDeleteSemangat, ya? Suatu saat pasti terwujud. Aku juga punya banyak impian yang berlum tersampaikan. Salah satunya jadi astronot. :'D
ReplyDeleteWahhh.. Astronot :'D
DeleteSetuju. Penyesalan memang tak selalu berada di akhir. Daripada membuang waktu dengan penyesalan, lebih baik memanfaatkan waktu itu untuk berusaha meraih impian.
ReplyDeleteSetuju sama kamu, Mbak. Semua orang bisa memutuskan waktunya sendiri untuk meraih cita-cita
ReplyDeletePostingan ini bikin aku teringat cita-cita terpendamku buat jadi orang yang menginspirasi.
ReplyDeleteSemangat terus, Mbak! :D
ReplyDeletetulisannya bikin aku nostalgia ke cita-cita terpendam yang sekarang udah putus ga aku jalanin lg hehehe..mau jalanin lg tapi ragu karena ya itu pendapat ortu kadang bikin surut semangat juga..semangat kiki dan aprie..tulisanmu jadi penyemangat di siang hari :)
ReplyDeleteSemangan, Mon! Semoga apapun yang lagi dijalani saat ini berkah dan menyenangkan. :)
DeleteSemangat terus buat kita, mimpi dan cita2 memang benar harus diperjuangkan
ReplyDeleteAku pun begitu, pernah telat menyelami apa keinginan dan mimpiku. Baru tersadar di usia menjelang 30, dari situ setelah aku berjuang dan gk berhasil meraih mimpi itu...pun aku belajar. Kalo gk semua mimpi bisa kita wujudkan.
ReplyDeleteDi balik perjuangan kita, selalu ada Dia yang udah menulis indah jalan kita akan ke mana nantinya.
Jadi, gk pernah ada kata terlambat untuk berjuang meraih itu semua...meskipun gk berhasil. Daripada nyesel kemudian krn gk pernah mencoba hihihi.
Semangaaat, happy weekend cantik ^^
Nah,iya! Saya kurang poin ini. We never know until we try yah, Mbak. Karena mencoba lebih baik daripada hanya meratapi. :)
Deletewoaa..karya ilmiah..jakarta pulak. kereen. yang penting masih bisa nulis di blog. aku harus follow blog dia nih
ReplyDeleteAku suka tulisanmu yang ini... Yuk sama-sama 'jadi sesuatu' yang kita cita-citakan. Love and hug.
ReplyDeleteAhhh ka aprie, singkat, padat gemes tulisannya lafff lafff ����������
ReplyDeleteKadang penyesalan justru bisa jadi awal cerita baru ;)
ReplyDeleteAhhhh baru sadar, belum meninggalkan jejak apapun di tulisan ngeselin ini.
ReplyDeleteiya ngeselin, tengah malem dikasih link ini. terus gw nangis kek anak kecil. hahahahahahahahahahahahahahahahahahahaha
makasih banyak yah ebeb. buat semuenya!!!!!!! (panjang kalo dijabarin) LOP!!!!!!
Semoga apapun itu AMIN buat kita.
*puk puk puk*
DeleteSukaaa banget sama postingan ini!
ReplyDeleteMengingatkan saya kalau tidak ada kata terlambat.
Walaupun kelihatannya kita senasib nih Mbak Aprie.
Mulai actionnya akibat lelah jadi karyawan kantoran. Hahaha.
Tapi yang penting, kita action atau tidak? Konsisten atau tidak?
Mbak Aprie ini jadi salah satu teladan bagi saya! Salut!
tidak ada kata untuk terlamabat .....
ReplyDeletesuka dengan quote-nya, "penyesalan tidak selalu ada di akhir cerita"
ReplyDeleteKalo denger cerita moana dari ka apri rasanya aq masih harus berjuang buat mencapai cita2 aq yang udah ketunda lama banget hiks tapi semoga masih ada kesempatan untuk mencapainya amin amin
ReplyDeleteKalo denger cerita moana dari ka apri rasanya aq masih harus berjuang buat mencapai cita2 aq yang udah ketunda lama banget hiks tapi semoga masih ada kesempatan untuk mencapainya amin amin
ReplyDelete