Gili Iyang bukan nama lelaki yang sedang saya kencani. Gili Iyang adalah nama pulau kecil berjarak setengah jam dari Pulau Madura. Kalau temen-temen pernah ke Lombok, pasti sudah tidak asing lagi mendengar kata "Gili". Sebutan Gili ternyata tidak hanya ada di Lombok, di Madura pun banyak. Lalu, kenapa saya bisa jatuh cinta dengan Gili Iyang?
Saya senang pelesir, tetapi kalau disuruh pilih ke Gunung atau ke Pantai? Saya akan pilih Gunung. Saya senang pepohonan hijau, udara yang sejuk, dan ketenangan alam dibanding kedinamisan pantai, ombak dan panas matahari yang beriak-riak. Dari sedikit pantai yang pernah saya kunjungi, saya senang ke Ujung Kulon karena di sana tidak hanya menyajikan kekayaan alam berupa pasir putih dan pantainya yang bersih tetapi juga hutan hijau yang masih dihuni oleh banyak flora dan fauna lucu.
Saya lupa kalau saya tinggal di Indonesia. Pasti banyak pulau yang sama bagusnya atau bahkan lebih daripada Pulau Peucang yang pernah saya kunjungi di daerah Ujung Kulon.
Tanggal 22-25 November, saya dan lebih dari 40 orang Blogger seluruh Indonesia mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di empat Kabupaten Madura: Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Misi kami enggak main-main, #MenduniakanMadura melalui #JejakBPWS. Misi mulia ini terlaksana atas dukungan Bapak-Ibu dibalik BPWS Badan Pengembangan Wilayah Suramadu dan Kakak-Kakak keren pengelola Komunitas Blogger Plat M.
Terima kasih telah memilih dan memanjakan kami selama 4 hari 3 malam. Sangat berkesan. Saking berkesannya sama salah satu pulau kecil yang ada di Madura, saya kehabisan kata-kata untuk menggambarkannya selain JATUH CINTA ❤
Terima kasih telah memilih dan memanjakan kami selama 4 hari 3 malam. Sangat berkesan. Saking berkesannya sama salah satu pulau kecil yang ada di Madura, saya kehabisan kata-kata untuk menggambarkannya selain JATUH CINTA ❤
Pada postingan ini saya tidak akan bercerita gimana asyiknya bermalam di homestay dekat Pantai Kera Nepa, serunya melihat Air Terjun Toroan yang merupakan satu-satunya air terjun di Madura, serta melihat pelabuhan dengan pasar ikannya yang ramah foto, menikmati agar-agar hasil budidaya rumput laut, dan ikut membatik bareng Ibu-Ibu pengrajin batik di desa Klampar. Saya tidak akan bercerita semua kesenangan itu! Cukupkan imajinasimu dan berangkatlah segera ke Madura. Jika cerita ini belum juga cukup, mari sini saya tunjukkan pesona pulau yang memiliki kadar oksigen paling tinggi nomor dua di dunia (setelah Yordania), Gili Iyang.
Menurut data penelitian yang dilakukan oleh BBTKLPP atau Balai Besar Teknis Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jawa Timur, kandungan oksigen yang dimiliki daerah ini cukup tinggi yaitu sekitar 21,5% dari kandungan oksigen di daerah lain yang rata-rata hanya 17%. (sumber informasi: http://tempatwisatadaerah.blogspot.co.id/)
Maka jangan heran penduduk di Gili Iyang memiliki angka harapan hidup yang sangat tinggi. Dekat dengan penginapan kami, ada nenek berusia 130 tahun yang memiliki anak berusia 80 tahun. Keduanya masih sehat dan beraktivitas normal. Jika kalian bercita-cita panjang umur, menetaplah di Gili Iyang. 😊
Persis di depan penginapan kami adalah titik oksigen pertama yang ada di Pulau Giliyang. LAPAN melalukan riset selama enam bulan dengan berpindah dari satu titik ke titik yang lain, akhirnya menemukan 16 titik oksigen lainnya.
Oksigen di Giliyang baru dapat dirasakan pada dini hari setelah pukul 01:00 pagi hingga sebelum subuh. Pukul 03:30 pagi, oksigen terasa seperti tertiup AC dengan intensitas yang sangat kecil. Sayangnya, kami mengunjungi Gili Iyang saat cuaca mendung, jadi uap oksigen yang melimpah ruah itu tidak terlalu kentara dibanding ketika kita mengunjunginya saat musim panas.
Hal-hal unik yang kami temukan di Gili Iyang:
- Pulau Gili Iyang hanya memiliki satu jalan utama dengan panjang keliling pulaunya sejauh 10 km
- Odong adalah satu-satunya kendaraan yang ada di pulau ini
- Air untuk keperluan mandi tidak terasa begitu asin, padahal dekat laut
- Pasokan listrik akan dipadamkan ketika siang hari
- Gili Iyang belum menerima pasokan listrik dari Pemerintah, jadi segala benda elektronik dihidupkan oleh bahan bakar solar
- Siwalan, sejenis pohon lontar, banyak tumbuh di pulau ini dan diolah menjadi gula oleh masyarakat.
Penginapan kami yang asri |
Balai tempat makan dan berkumpul di samping penginapan |
Balai yang digunakan untuk Ibadah Solat |
Saya kira Odong-Odong cuma ada di Jakarta, ternyata di Gili Iyang Odong digunakan sebagai alat transportasi utama. Kami keliling pulau menggunakan Odong yang bisa diisi oleh 8 orang ini. Seru banget! 😆
Tempat wisata yang ada di Gili Iyang juga tidak melulu pantai. Di sini ada Goa megah bernama Goa Mahakarya atau Goa Celeng. Baru kali ini saya masuk ke Goa besar. Kami bisa menghabiskan waktu satu jam lebih untuk berkeliling di dalam Goa.
(Baca juga: Wisata Goa Pindul, Yogyakarta)
Pintu masu Goa Mahakarya |
Semua tamu harus melewati pagar kecil ini. Seru! |
Bawa banyak senter dan penerangan karena Goa sangat gelap |
Penjaga Goa yang menuntun kami |
Penjaga Goa dengan sabar menjelaskan berbagai bentuk Stalagmit yang ada di dalam Goa |
Salah satu Stalagmit yang selalu meneteskan air |
Satu lagi tempat wajib kunjung di Gili Iyang adalah Pantai Ropet. Datanglah pagi-pagi sekali ke pantai karang yang cantik ini. Selain sunrise yang malu-malu ke luar, kami juga disugukan sarapan oleh Ibu-Ibu sekitar. Uniknya, ada balai yang memang disediakan khusus untuk makan—nasi dengan bungkus daun besar beserta lauk pauk ikan dan sambal mangga khas Madura.
Tidak jauh dari pintu masuk pantai, kita dapat melihat langsung fosil ikan paus. Wow... ternyata keberadaan fosil sudah ada sejak lama. Masyarakat sengaja merawatnya sebagai bukti kalau mamalia terbesar laut ini pernah singgah ke Gili Iyang.
Fosil Ikan Paus di Gili Iyang |
Masyarakat sekitar yang membantu menyajikan makanan |
Selesai makan dan asyik foto, saya enggak sadar keberadaan rumah kecil berwarna merah di dekat tepi tebing. Saya pikir itu hanya rumah burung biasa. Ketika seorang Ibu meletakkan secuil makanan yang kami konsumsi untuk sarapan tadi, barulah saya ngeh ada sesuatu dengan rumah kecil itu. Mau merinding sekarang boleh loh gaesss~
Rumah kecil berwarna merah ini berpenghuni. Singkat cerita ada wanita hamil yang mengalami kesurupan tetapi hantunya tidak mau keluar jika tidak dibuatkan sebuah rumah untuk dia menetap. Jadi, sampai sekarang, setiap ada perayaan, pesta, atau makan-makan, dia harus diberi juga, atau salah satu anggota masyarakat jatuh sakit.
Takut boleh tapi bukan berarti saya harus berlebihan melihatnya, kan? Saya bahkan diperbolehkan untuk mengambil gambar rumah ini. Hehehe.
Selain berkebun dan berternak, masyarakat pulau membuat berbagai souvenir cantik untuk diekspor ke Bali dan daerah sekitar. Ternyata banyak cinderamata Bali dibuat di sini. Harganya murah, 3 buah gelang handmade ini hanya berharga sepuluh ribu rupiah. Kalau nanti temen-temen ke sini, jangan lupa untuk beli gelang buatan Ibu-Ibu Gili Iyang, ya!
Postingan ini sudah mau berakhir. Biar enggak sedih, gimana kalau saya kasih gambar-gambar pantai karang cantik yang pastinya bikin kalian langsung berkemas menuju Madura! 😀
"Sunset are proof that no matter what happens, everyday can end beautifully." ~Kristen Butler
Terima kasih sudah membaca. Ayo, kunjungi Madura! Sesap habis tempat wisatanya, budayanya, kulinernya. Banyak hal diluar dugaan yang akan kalian temui di sini, jauhhhhh lebih baik daripada rumor yang beredar di luar.
Salam,
Kurang lama nih kita di sininya, ya :-/
ReplyDeleteIya, Mas Timo. Kalau lebih lama umurku bisa tambah panjang kali ya. :D
DeleteKerren mbak Apri... eh tapi malah aku gak tau kalo ada rumah kecil itu.. cuma dengar cerita aja, keasyikan makan malah gak sempat lihat Rumahnya
ReplyDeleteOwalah... untung kufotoin nih ya jadi bisa liat. :D
DeleteAw..kak..apri.. Yang ditunggu nongol jugaa �� eh iya aku gak liat rumah itu..pas disuguhi gelang aku juga masih belum nyampe ke tempat kita sarapan �� eh di giliyang bisa snorklingan juga lo trnyataa...mau coba? ��
ReplyDeleteMauuuu... semoga bisa ke sana lagi. :D
DeleteSeru banget ya, kebayang makan rame2 di balai tempat makan itu. Suasana kekeluargaannya juga masih terasa, pdhl dekat dgn Surabaya. Padahal udah 20 tahun lebih tinggal di Surabaya, tapi belum pernah ubek2 pulau Madura *hih*
ReplyDeleteAyo mampir Madura, Mbak! :D
DeleteAku kemana ya Prie, kok malah ngga ngeh ada rumah merah kecil itu. Rupanya ada ceritanya pulak. Giliyang memang bikin betah. Cuma mungkin kurang bersahabat untuk gadget2 kita yang haus daya terus-menerus. Hehehe :D.
ReplyDeleteWuuuih! Keren banget tuh goa! :D
ReplyDeletePenasaran pengen ke sana. Btw, Madura udah pripinsi sendiri?
ReplyDeleteBelum, Mbak. Karena syarat bikin provinsi harus punya minimal 5 Kabupaten.
DeleteAku penasaran sama fosil ikan paus. Kayanya gede banget
ReplyDeletePengen berkunjung. Naksir sama goanya
ReplyDeletewaah...gili iyang luar biasa kerennya. ternyata Indonesia punya pulau yang kaya akan oksigen.
ReplyDeleteternyata madura punya pulau-pulau kecil yang menakjubkan...beneran baru tau
ReplyDeleteseru juga menlesuri goa yang ada dimadura ....
ReplyDeletenice!
ReplyDeleteKeren banget tulisannya kak Ap! Pastesan sering menang kompetisi ini itu yaa..
ReplyDeleteBtw, aku baru tau ada rumah merah itu loh! Maklum diriku datang telat pas makan-makan di Ropet itu. Sibuk rekam ini itu, pemotretan ini itu. hahaha
Mungkin musti 2-3 hari ya tinggal di Gili Iyang. Biar bisa eksplore wisata lainnya juga.
Hahahaha.. laen deh emang yang artis sibuk rekaman melulu.
DeleteIya,kurang lama nih. Kan mau snorklimg sama mancing cumi segala.
maduraaaaa, padahal setiap tahun aku selalu mudik ke ulau ini tapi belom pernah explore tempat wisatanyaa XD
ReplyDeleteIndonesia emang juaranya tempat-tempat macam ini ya kak Apri! Aku baca ini aja udah kena hawa adem asrinya dan ternyata kita tipe yang sama. Lebih suka gunung ketimbang pantai haha
ReplyDeleteYeah, #TeamGunung #TeamHejoHejo
DeleteSuka banget ama suasana penginapananya..bungalownya kelihatan tenang..nggak berisik ya mbak
ReplyDeleteTenangggg banget, Mbak. Penduduknya sedikit dan orang-orangnya kalem.
Deletewow menakjubkan ya, ternyata di madura banyak wisata ayng harus dikunjungi
ReplyDeleteaku juga cinta sama pulau gili iyang
ReplyDeleteWah baru tahu nih
ReplyDeletepenasaran sama gili iyang ini, kayaknya kalo pun berangkat sendiri minimal harus sama temen2, kecuali ada open trip kesini, cuma nggak pernah aku tau ada open trip ke gili iyang
ReplyDeletehallo teteh. aku mau nanya2 seputar biaya selama disana dong.. seperti penginapan, sarapan, makan siang, dll..
ReplyDeleteUntuk biaya aku belum bisa nggak bisa share Mba karena trip ini undangan :)
DeleteMbak... qpa.ada kontaknya homestay di.gili Iyang
ReplyDeleteSaya diundang sama program pemerintahan Madura Mba, jadi maaf kurang tau kontaknya. Teman yang ikut trip ini ada salah satu orang Madura asli dan punya usaha traveling di akun instagram @maduravacation, mungkin bisa dihubungi untuk menemani perjalanannya.
Delete