Setiap kali selesai buang air di toilet umum, termasuk di toilet kantor, saya sering merasa waswas; ngeri kuman/bakteri penyebab penyakit bakal menempel ke badan saya, apalagi menempel ke area kewanitaan.
Pernah denger nggak, ada wanita yang tertular penyait kanker serviks karena ketempelan bakterinya dari toilet? Saya pernah dengar itu, terlepas isunya benar atau nggak, saya jadi semakin parno. 😥
Nggak apa parno daripada cuek ama sekali, kan? Senggaknya ada hal-hal yang saya lakuin setelahnya, sebagai langkah preventif agar terhindar dari penyakit kulit dan semacamnya.
- Tutup kloset sebelum digunakan, lalu flush airnya
- Bersihkan permukaan kloset sampai kering, baru duduk.
- Tidak membasuh area kewanitaan dengan air semprotan toilet. Tanpa kita sadari bagian semprotan toilet adalah sarangnya kuman/bakteri, apalagi yang modelnya bisa maju kedepan sampai menyentuh dubur gitu. Kebayang, kan? Masa kita bertukar dubur sama pemakai toilet umum lainnya.
- Saya selalu menyediakan tisu basah khusus untuk membilas area kewanitaan, atau minimal dengan tisu kering yang tersedia di toilet. Dibasuh aja sampai kering. Nnggak apa banget kok nggak dibilas, kan air pipis sendiri! Hehehe...
- Sesampainya di rumah, buru-buru ke toilet untuk cuci tangan dan kaki. Langsung mandi lebih baik, sih (ketauan saya jarang mandi malem 🙈)
- Lalu cebok dengan sabun pembersih daerah kewanitaan yang aman dipakai daily
- Jangan gunakan celana dalam yang sama, langsung ganti!
- Pastikan area intimmu kering alami
Kalau udah beres semua, tidur saya jadi lebih tenang. Sisanya, kita tinggal mengatur lifestyle dan makanan yang masuk ke tubuh. Karena percuma kalau kita sudah menjaga kebersihan tetapi dari dalam masih tetap mengkonsumsi makanan yang "jorok-jorok".
Area intim kita itu pinter, loh, Sist! Saat kita sakit, kurang nutrisi, atau makan nggak sehat, pasti dia langsung kasih alarm "keputihan". Sayangnya... kebanyakan dari kita kebalik, kena "keputihan" dulu baru deh rajin ngebersihin area kewanitaan. Nggak jarang dengan cara yang berlebihan.
Dulu saya pernah cerita di blog, ada temen saya yang kena penyait "keputihan". Akhirnya setiap hari dia pakai pantyliner dan cebok dengan sabun yang kurang tepat. Bukannya sembuh, penyakitnya malah makin parah, sampai menimbulkan bau yang mengganggu gitu. :(
Pantyliner dan pembalut itu kadang jahat, makanya sekarang saya udah nggak pernah pakai. Saya ganti sama menstrual cup. Lalu...
AMANKAH MENGGUNAKAN SABUN PEMBERSIH AREA KEWANITAAN SETIAP HARI?
Sebelum menjawab pertanyaan di atas, kita harus tahu dulu tubuh kita sendiri. Udah pada tau belum, kalau vagina kita punya kadar pH yang lebih asam dibanding area tubuh lainnya? Yaitu 3.5 - 4.5 pH. Kalau kadar itu rusak akibat pemakaian sabun area kewanitaan yang nggak tepat dan berlebihan, "keputihan" bukannya sembuh tapi malah nambahin penyakit.
Salah satu sabun pembersih area kewanitaan yang saya rekomendasikan karena punya kadar pH yang sesuai yaitu, Absolute Daily Feminine Hygiene Hypoallergenic.
Keunggulan produk Absolute Daily Feminine Hygiene Hypoallergenic yang bisa kita intip dari klaim produknya yaitu:
Absolute Hypoallergenic teruji secara Hypoallergenic dan secara dermatologis, cocok untuk kulit sensitif. Diformulasikan dengan Ekstrak Susu Biolacto ActiveTM dengan pH 3.5 untuk menjaga keseimbangan bakteri baik di area kewanitaan dan melindungi area kewanitaan dari bakteri yang merugikan yang dapat menimbulkan rasa gatal dan bau tak sedap. Varian Youth Revitalize, diperkaya dengan Collagen yang dapat merawat kelembutan kulit. Varian Naturally Soothing, diperkaya Aloe Vera yang dapat menjaga kelembaban kulit.
Produk ini punya dua tekstur, varian, dan ukuran yang berbeda. Pemakaiannya bisa disesuaikan dengan jenis kulit.
- Varian dengan label berwarna pink Absolute Daily Feminine Hygiene Hypoallergenic Youth Revitalize mengandung Collagen yang dapat menjaga kelembutan dan keelastisan kulit,
- Varian yang berwarna hijau Absolute Daily Feminine Hygiene Hypoallergenic Naturally Soothing mengandung Aloe Vera untuk menjaga kelembaban kulit.
Kedua varian diatas punya tekstur yang berbeda yaitu tektur foam dan testur liquid. Tektur Foam hanya punya 1 ukuran saja, 150ml. Sedangkan yang teksturnya liquid punya 2 ukuran, 150ml dan 60ml. Ukuran kecilnya travel friendly, cocok dibawa saat traveling atau saat lagi nggak di rumah.
Tekstur Absolute Hypoallergenic Foamy. Dipencet langsung keluar busa |
Tekstur Absolute Hypoallergenic Liquid |
Saya suka kedua varian di atas. Pemakaiannya saya sesuaikan aja sama kondisi kulit. Untuk daily use, saya pakai yang pink. Kalau kulit agak kering, saya pakai yang hijau.
Saya lebih suka tekstur yang foamy, karena busanya lembuuuut banget... terus saya ngga perlu effort ngucek-ngucek cairannya lagi sampai keluar busa. Tapi tekstur liquid juga sama lembutnya, kok. Dihitung-hitung pun tekstur liquid lebih hemat jatuhnya dibanding tekstur foamy.
Ingredients-nya bikin saya yakin kalau Absolute Hypoallergenic bisa saya gunakan setiap hari. Selain itu sudah Hypoallergenic formula dan dermatologically tested, mengandung Biolacto Active yang berfungsi menjaga keseimbangan pH, mengandung Kolagen dan Aloe Vera, tidak ada bau parfum yang mengganggu, dan after effect-nya tidak membuat kulit kering walau dipakai setiap hari
Saat menstruasi adalah saat daerah kewanitaan super nggak nyaman. Saya punya kulit yang sensitif, biasanya menjelang menstruasi suka timbul jerawat kecil ðŸ˜, belum lagi gatal-gatal karena terlalu lembab. Alhamdulillah... iritasinya jadi agak berkurang setelah saya melakukan kebiasaan preventif di atas dan menggunakan Absolute Hypoallergenic.
Teman-teman yang punya perjuangan kayak saya dalam merawat Miss V, jangan menyerah, yah! Karena merawat is hundred better than mengobati saat terlanjur kena penyait. Inget! Nggak ada hasil baik dari proses yang instan. Semangat, ladies! ;)
Tips seputar merawat area kewatinaan lainnya bisa kamu dapatkan di akun Facebook AbsolutelyWomenID dan Instagram @absolute_women atau melalui hastag #AbsoluteHypoallergenic #AbsoluteActive
wah jadi pengen cobain nih kak
ReplyDelete