Tepat minggu kemarin, 17 November 2013, pada jam ini saya sedang ada di TIM, menonton pertunjukkan teater Koma bertajuk Ibu yang tampil di hari terakhirnya. Ibu yang diadaptasi dari naskah Bertolt Brecht - Mother Courage and Her Children, menceritakan tentang Ibu Brani dan ketiga anaknya. Mereka adalah pedagang gerobak keliling di tengah medan perang yang tidak berkesudahan. Jika sedang berjualan di kasawan Matahari Putih, maka Ibu Brani akan memasang bendera Matahari Putih di gerobaknya, pembeli barang dagangannya sudah pasti tentara dan pasukan Matahari Putih. Begitu pun sebaliknya, jika mereka sedang berjualan di kawasan Matahari Hitam.
Postingan ini merupa sebagai ucapan terimakasih saya kepada pertunjukkan sangat tidak biasa yang saya dapat secara cuma-cuma. Ucapan terimakasih saya kepada Salihara yang mendatangkan banyak sekali penyair besar Indonesia dan mancanegara ke dalam teater kecilnya sampai akhir Oktober ini, yaitu acara rutin 2 tahunan Komunitas Salihara. Selain syair dan pepuisian ada juga beberapa pertunjukkan musik, teater dari mancanegara seperti Inggris dan Jepang, pameran seni rupa, sampai kelas tarot. Tahun 2013 ini mereka menamai acaranya "Sirkus Sastra".
Kalau kamu menanyakan hal itu kepadaku, maka aku akan menjawab "Membingkainya. Lalu menaruhnya pada sudut ruangan."
Kira-kira enam atau tujuh tahun lalu saya ingat betul pernah membaca buku berwarna biru ber-cover wajah seorang wanita di depan wastafel yang terkesan digambar asal saja, seperti dibuat oleh anak SD yang baru bisa menggambar. Karena cover-nya berbeda dari kebanyakan buku yang telah saya baca, saya jadi tergelitik mengambilnya diantara tumpukan buku di tempat penyewaan dekat kampus. Saya pikir ceritanya lucu, tetapi kok judulnya: Seks, Sketsa, & Cerita, "Si Parasit Lajang".
Saya tidak takut mati. Tetapi, saya takut membayangkan disiksa sampai mati.
Waktu Sekolah Dasar dulu, guru saya pernah bercerita bahwa seharusnya penjahat yang dihukum seumur hidup tidak dimasukkan ke dalam penjara lalu dibiarkan hidup begitu saja sampai ajalnya tiba, melainkan disiksa sampai mati. Disiksa. Pemikirannya memang menyeramkan. Mungkin geram dengan hukuman penjahat yang terlampau ringan.