Saya punya seorang adik lelaki, bekerja sebagai koki restoran Korea, tentang dia yang mudah sekali kena penyakit pernah saya tuliskan di sini: Koki Kesayangan. Seminggu ini kebetulan Si Broh, adik saya, dapat banyak jatah cuti dan jadwal kerja shift pagi, jadi dia punya banyak waktu istirahat dan main. Dua hari yang lalu ketika saya sudah sampai di rumah pulang dari kantor, Si Broh menghampiri saya dan cerita mengenai pengalamannya ketemu Abang Cina—yang dia lupa namanya—di tempat cetak foto. Dia mengambil sebutir lada dari atas meja dan berkata, "Abang Cina itu temannya Abang cetak foto, dia lagi ngasih tahu kalau pakai lada ini bisa nyembuhin penyakit."
Dari awal niat saya ke PIK bukan cuma untuk piknik di Taman Wisata Alam Angke Kapuk, tetapi juga kulineran! Mau pelesir ke mana saja, urusan icip-menyicip wajib hukumnya. Berhubung saya tidak paham daerah Utara Jakarta tetapi nafsu untuk mencoba berbagai makanan lucu menggebu-gebu, kami pilihlah tempat makan yang tidak terlalu jauh dari Taman Mangrove. Ruko Cordoba namanya. Jarak tempuh dari Taman Mangrove ke Ruko Cordoba tidak sampai satu kilo, dari kami turun BKTB hanya tinggal berjalan lurus saja menuju jajaran ruko bergaya mediterania. Ruko Cordoba merupakan salah satu pusat hiburan di PIK, segala bentuk hiburan seperti tempat karaoke, massage, waxing, dan berbagai tempat makan ada.
Sebagai bagian dari masyarakat urban yang aktif dan mudah jenuh dengan rutinitas kekotaan, saya merasa piknik adalah hal wajib. Minimal sebulan sekali harus pelesir ketempat yang jauh dari bising dan dekat dengan alam. Jika waktu dan biaya tidak memadai, tidak perlu mahal-mahal, sebuah taman kota dengan banyak pepohonan buat saya sudah lebih dari cukup; sudah membuat hati dan pikiran kembali fresh besok harinya.
Menulis itu harus menunggu mood. Menulis itu harus bagus, mengesankan, bermanfaat, bisa dibaca semua orang, dan sebagainya. Terlalu lama ditunda oleh keharusan-keharusan bagaimana sebaiknya sebuah tulisan itu dibuat, membuat saya tidak menghasilkan satu buah pun tulisan, atau postingan di blog ini. Karena kebanyakan mikir tadi, draft tulisan di blog saya lebih banyak dari pada tulisan yang sudah ter-upload. Sayang, kan, kalau ide-ide di kepala yang seharusnya dapat dituangkan kedalam satu buah tulisan atau postingan blog jadi buyar semua karena kelamaan di-PHP-in penulisnya. Padahal, menurut orang lain, belum tentu tulisan itu jadinya bagus-bagus amat.
Dibanding hiburan lainnya seperti novel, film, dan game, akhir-akhir ini saya lagi kecanduan komik di aplikasi Weebtoon. Tiap ada waktu senggang, saya pasti sibuk sama handphone—bacain satu per satu komik terupdate di sana. Orang-orang di kantor dan di rumah sudah bosan dan terbiasa melihat tabiat saya seperti itu, "komik lagi, komik lagi." kata mereka. Ya, namanya juga hobi.